Istilah penggemukkan berasal dari kata fattening yang berarti pembentukan lemak, dan istilah tersebut dewasa ini tidak sesuai lagi karena sistem produksi dan selera konsumen yang berubah. Hewan yang dipotong semakin muda, sehingga dagingnya semakin Empuk. Bila ternak yang digunakan belum dewasa, maka program tersebut sifatnya adalah bersifat membesarkan sambil menggemukan atau memperbaiki kualitas karkas
Sistem pemeliharaan dapat dilakukan secara intensif dengan pemeliharaan ternak dalam tempat yang terkurung dan makanan dibawa ke ternak (ke kandang). Sistem pemeliharaan secara intensif ini dapat memperbaiki pertambahan bobot badan harian jika pemberian pakan yang cukup sesuai dengan kebutuhan domba. Biasanya peternak memilih bakalan yang kurus dan sehat serta berkerangka besar.
Dalam melakukan penggemukan tentu dibutuhkan sasaran, Sasaran yang kita buat harus mengikuti kaidah Spesifik - Dimana lokasi, Measurable -Harus jelas ukurannya, harus sama parameternya, alat ukur harus sama, Attainable - Sasaran harus menantang, Relevant - Realistis, Time Bond - Ada titik waktu contoh dapat client 300 pada bulan september, Evaluated - Dapat dievaluasi, Recognize - Dapat diketahui setelah tercapai..
Salah satunya adalah konsumsi pakan Tingkat konsumsi dapat menggambarkan palatabilitas. Lebih lanjut Tillman et al. (1989) konsumsi adalah jumlah pakan yang dimakan ternak yang akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan produksi. Aktivitas konsumsi meliputi proses mencari pakan; mengenal dan mendekati pakan; proses bekerjanya indra ternak terhadap pakan; proses memilih pakan dan proses menghentikan makan. Faktor yang mempengaruhi konsumsi pakan adalah ternak, pakan dan lingkungan, lebih lanjut Siregar (1984) menambahkan jenis kelamin dan aktivitas juga mempengaruhi tingkat konsumsi. Menurut Tomaszewska, et al. (1993) jumlah konsumsi pakan merupakan faktor penentu yang paling penting dalam menentukan jumlah zat-zat makanan yang didapat ternak. Pada ternak yang sedang tumbuh, kebutuhan zat-zat makanan akan bertambah terus sejalan dengan pertambahan bobot tubuh yang dicapai sampai batas umur dimana tidak terjadi lagi pertumbuhan (Siregar, 1984).
Zat makanan yang dibutuhkan domba, akan merupakan faktor penting dalam penentuan apakah kondisi maksimum pertumbuhan dapat dicapai atau tidak, dan pakan yang optimal merupakan bagian yang memungkinkan dalam mencapai hasil yang sesuai dengan kemampuan genetik ternak (Maynard dan Loosly, 1979).Kebutuhan ternak akan zat-zat gizi bervariasi antar species ternak dan umur fisologis yang berlainan. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan zat gizi antar lain adalah jenis kelamin, tingkat produksi keadaan lingkungan serta aktifitas fisik ternak (Haryanto, 1992). Zat makanan yang diperlukan ternak dapat dipisahkan menjadi komponen utama antara lain energi, protein, mineral dan vitamin. Zat-zat makanan tersebut berasal dari pakan yang dikonsumsi.
Energi,Energi pakan dapat didefinisikan sebagai kalori yang terkandung dalam pakan. Kalori ini dapat berasal dari senyawa-senyawa organik seperti karbohidrat, protein dan lemak (Haryanto,1992). Energi sangat membatasi penampilan ternak dibanding dengan defisiensi zat makanan lainnya. Konsumsi energi rendah, disebabkan karena rendahnya konsumsi dan rendahnya kualitas pakan. Kurangnya konsumsi energi mengakibatkan pertumbuhan lambat atau berhenti, bobot hidup berkurang, fertilitas menjadi rendah, reproduksi gagal, produksi susu berkurang, masa laktasi pendek, kualitas wol rendah, daya tahan tubuh terhadap penyakit berkurang dan angka kematian tinggi, dijelaskan oleh Pond et al. (1995).
Menurut NRC (1985) kebutuhan energi domba pada bobot tubuh 10-20 kg dengan pertambahan bobot tubuh 200-250 g/hari yaitu 1,8-3,5 Digestible Energy (Mcal) dan 1,4-2,9 Metabolizable Energy (Mcal).
Protein, Protein adalah senyawa kimia yang tersusun atas asam-asam amino. Dikenal ada sekitar 20 asam amino, diantaranya 10 asam amino yang esensial, artinya asam amino tersebut diperlukan ternak dan ternak tidak dapat mensintesa sendiri didalam tubuhnya (Haryanto, 1992).
Protein yang dibutuhkan oleh ternak ruminansia yaitu dalam bentuk protein kasar dan protein dapat dicerna. Protein dalam bahan makanan termasuk dalam zat- zat yang mengandung nitrogen. Lebih lanjut Pond et al. (1995) mengatakan hewan ruminansia, kambing dan domba memiliki populasi mikroba di dalam rumen untuk menghasilkan banyak asam amino dan vitamin yang dibutuhkan untuk keperluanproduksi. Oleh sebab itu kuantitas atau jumlah dari protein dalam pakan lebih penting dibandingkan kualitas dari protein.
Fungsi dari protein antara lain untuk membangun dan memelihara protein jaringan dan organ tubuh, menyediakan energi dalam tubuh, menyediakan sumber lemak badan dan menyediakan asam amino (Tillman, 1983). Apabila makanan tidak cukup mengandung protein maka tubuh tidak dapat membuat dan memelihara jaringan-jaringan tubuh. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan terganggu dan produksi turun (Anggorodi dan Wahyu, 1969).
Haryanto dan Djajanegara (1992) melaporkan kebutuhan protein domba pada bobot 10-20 kg dengan pertambahan bobot tubuh 100 g/hari berkisar 102,7-135,8 g. Menurut NRC (1985) domba dengan bobot tubuh 10-20 kg dan pertambahan bobot tubuh 200-250 g/hari membutuhkan protein sebesar 127-167 g untuk pertumbuhan.
Total Digestible Nutrients,Total Digestable Nutrient (TDN) suatu bahan makanan dinyatakan dengan bagian dari bahan makanan yang dimakan dan tidak diekskresikan dalam feses. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya cerna perlu diketahui guna mempertinggi efisiensi konversi makanan. Faktor-faktor tersebut adalah suhu lingkungan, laju perjalanan melalui alat pencernaan, bentuk fisik bahan makanan, komposisi ransum dan pengaruh terhadap perbandingan dari zat makanan lainnya (Anggorodi, 1990).
Aboenawan (1991) menyatakan bahwa TDN merupakan salah satu cara untuk mengetahui energi pakan. Semakin tinggi nilai TDN suatu pakan maka pakan tersebut akan semakin baik karena semakin banyak zat-zat makanan yang dapat digunakan. Menurut NRC (1985) kebutuhan TDN domba pada bobot tubuh 10-20 kg dengan pertambahan bobot tubuh 200-250 g/hari yaitu 0,4-0,8 kg.
Tingkat konsumsi, Zat makanan yang dibutuhkan domba,energi, protein, TDN dibuat analisa risiko nya tergantung pola oemeliharaan ternak yang kita lakukan. Agar sasaran/ Key Performance Indikator dari semua point tersebut tercapai. Contoh Sasaaran nya Meningkatkan FCR ternak domba pada bobot ternak 15 kg dengan pbb 200-250g/hari dengan protein sebesar 127-167 g dalam ransum organik A.. Bersambung Part 2
No comments:
Post a Comment